Oleh.. De Andi Priatno
Pa de Marwan,
Kaka ayahku yang tinggi besar, berbadan kekar seperti aktor silvestor stalon,
namun mempunyai kumis agak menyeramkan dan bersuara besar, setiap hari suka
memakai kaos oblong merk “cavalop”, suka jalan-jalan dan mengikuti berbagai kegiatan
di kampungku, karena kebetulan beliau adalah seorang ketua RW 5 yang berlokasi
sebelah utara berseberangan dengan kantor kepala desa. Pade ku ini adalah
pelatih sepak bola dalam kesebelasan “ Persera” yang sudah melegenda.
De Mirna, keponakanku
yang anggun dan mempesona, berbadan ramping mirip artis Desi Ratnasari, bermata
sipit seperti keturunan indo tionghoa, hobinya berbelanja dan menghabiskan uang,
wajar saja karena De Mirna masuk dalam kategori keluarga tajir di desaku, semua
keinginannya tak pernah ada yang ditolak, anak kesayangan Bu Ratna gitu loh,,
kebetulan dia juga menjadi sponsor dalam kesebelasan “ Barokah” , kesebelasan
yang akan bertanding dalam final minggu ini.
Sedangkan aku,
seorang penjaga garis dalam turnamen “Eldorado Cup” yang akan dilaksanakan
nantinya, tentusaja dengan posisi itu, aku harus netral dan menjaga keprofesionalismeanku,
walaupun teman penjaga garis yang lain memihak pada Pa Marwan yang tinggi besar
itu, entah dengan alasan apa. Ada rumor kalau mereka diarahkan oleh panitia
pertandingan agar memihak Pa De Marwan.
Aku Penjaga
garis, aku harus netral!
Pulang dari
breaving antar panitia, Bapaku mengajaku berbincang di beranda rumah, kaget si
sebentar,namun segera mengendalikan diri seolah tak ada yang mempengaruhi
pikiranku. Ayahku membuka pembicaraan dengan lirih dan menyampaikan hal yang ia
maksud, intinya meminta aku untuk memihak pada pak de Marwan, dengan alasan
karena rumahku berada di dalam lingkup RW 5, aku hanya tertunduk diam, berucap
dalam hati “ sayakan penjaga garis, aku harus netral”.
Semuanya
menguji kesetianku pada tugas ini, bukankah sudah jelas kalau wasit, penjaga
garis bahkan panitia pertandingan harus netral, bagaimana bisa mereka menyalahi
aturan yang ada, Apakah bapaku ingin jadi ketua RT seperti yang disampaikan Pa
de Marwan satu bulan yang lalu, padahal ibuku juga di beri kebaya antik dari De
Mirna sebulan yang lalu juga,, huh payah!
Pokonya aku
harus netral,, titik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar